Rabu, 07 Maret 2012

Rumah Cahaya

          Kunamai ia Rumah Cahaya, karena begitu matahari memberikan terangnya maka akan masuk semua cahayanya. Banyak orang yang bertanya padaku,
        "Sebenarnya rumahmu madep kemana?". Aku hanya mesem atau tertawa,
        "Sak karepe orang bilang menghadap kemana. Buatku nggak jadi masalah. Karena aku ra nganggo hitungan Feng Shui maupun klenik ketika mau membangun rumah ini, bismillaah saja."
        Aku memang bukan arsitek yang mengerti ilmu bangunan, tapi aku menggambar sendiri seperti apa rumah yang akan menjadi istanaku, istana untuk keluargaku. Setelah selesai menggambar kuajukan pada lelakiku tercinta selaku sang raja untuk memberikan acc. Beberapa kali harus mengganti denah ruang sampai beliau merasa itu yang pas. Meski setelah istana kami berdiri dan ditinggali, ada satu yang janggal, bahwa pondasinya kurang tinggi. Maklumlah... kami berdua sama 'buta'nya tentang bangunan.
       Namun satu dari banyak sisi plus rumah kami, tersorot dari berbagai penjuru oleh cahaya mentari. Mungkin jika tak nempel dengan tembok tetangga sebelah orang akan semakin bingung untuk menentukan kemana arah menghadap ini rumah hehe...
       Yaa... Rumah Cahaya ku, mendukung program hemat energi ( listrik ) sebab tak perlu menyalakan lampu disiang hari. Mulai dari ruang depan hingga kamar mandi cukup diterangi cahaya matahari. 
        Rumah Cahaya ku... istana mimpiku... dimana aku menjadi ratu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar