Aku menyapamu, entah siapa kamu…
Yang
senantiasa memendam tulus membelai hijau merangkum sejuknya
Menebar
cinta pada setiap nyawa di hamparan semesta
Kau
tembangkan kidung asmarandana sebagai pemikat sukma
Hingga
segala memburu tapak kakimu, dan lentik jari tanganmu
Tak
kupandang sudra ataukah ksatria kau punya kasta
Aku
menangkap luka yang tersirat, akan dukamu pada hamparan gersang tanah coklat
Melaut
plastik juga besi berkarat, dan kaudengar bumi merintih sekarat
“Aku
harus berbuat dan tak hanya bergeming di tempat!!”
Lirih
namun tegas engkau bertekat, dan
kidungmu mulai semakin memikat
Aku
memilihmu bukan tentang siapa kamu, asbab kasihmu pada bumimu
Yang
telah memekar kuncup mengundang kupu
Mencipta
belantara meski rimbunnya tak sejengkal mayapada
Aku
memihakmu karena aku kasih
Aku
mendekapmu oleh sebab aku adalah sayang
Yang
akan selalu kau semaikan pada tiap jiwa yang datang memandang
Hamparan
hijau berseri rupa warna aneka kembang,
Selayaknya
taman sari Batari Mahadewi
Sekar
Asih…
Kampung Sadang, kamis 2012 0620
Puisinya indaah banget..
BalasHapusSekar Asih..kaya nama anak temenku..
Terima kasih, mbak Hanie. Walah... nggak kepikiran ada yang pakai nama itu. Terinspirasi setelah menyiram taman(apa kebun yaa..)mungil di sudut rumah. Salam ya buat temennya, mamanya Sekar Asih :)
BalasHapus